Setelah saya memposting Artikel yang menyatakan bahwa saya Bukan Blogger Otomotif, nyatanya Top Page View per Hari di Blog saya ini adalah artikel bertopik Otomotif 😀
Begitu banyak yang menyayangkan saya yang seakan memutuskan berhenti dari topik otomotif di Blog saya ini setelah saya mempublish artikel itu. Hey !, saya ngeblog sesuai apa yang saya geluti/teliti. Seandainya saya ngeblog lebih awal, 1 – 3 Tahun yang lalu, maka Blog ini akan dipenuhi artikel-artikel out of the box mengenai Dunia Otomotif. Saat ini legacy saya mengenai itu terabadikan di Kaskus, namun sayang di Facebook, legacy itu musnah 🙁
Kata “mereka” sih, saya punya ciri khas tersendiri 😀
Saya tidak bisa memungkiri bahwa Basic saya adalah di bidang IT (Information Technology), namun saya juga memiliki minat di semua hal yang berkaitan dengan Teknik, dan Engineering.
Maka dari itu, Otomotif adalah bagian dari Jiwa saya sebagai seorang Pria Sejati yang secara default, selalu ada kecenderungan minat dan bakat di bidang otomotif 🙂
Setelah saya bergelut dengan Dunia Web Hosting yang merupakan kebutuhan Blog saya ini (tentu saya share dong di Blog ini karena ini Web Log saya). Maka ini adalah artikel pertama saya yang membahas topik otomotif setelah beberapa minggu terakhir lebih sering membahas IT 😀
Tire Plug VS Tire Sealant
Menambal Ban Tubeless memang banyak sekali metode dan inovasi yang dilakukan oleh para Engineer dan Inovator. Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sudah tugas kita memilih metode mana yang terbaik sesuai kebutuhan kita.
Problemnya 2 Problem umum yang dikeluhkan:
- Stabilitas Ban pada Kecepatan Tinggi dan Bobot Ban.
- Kotor, Lengket, Bau ketika Mengganti Ban.
Hanya itu ?, sebenarnya ada lagi yang akan saya bahas mendalam dibawah, lanjutkan bacanya 🙂
Jika Anda bertanya metode tambal tubeless apa yang paling bagus kepada para Speed Freak dan Bengkel Racing, maka mereka akan mengharamkan Anda menggunakan Tire Sealant (Cairan Penambal), karena problemnya adalah akan mengurangi kestabilan ban pada kecepatan tinggi dan menambah bobot/berat ban. Meskipun lebih mudah dan penambalan terjadi secara otomatis.
Jika Anda bertanya metode tambal ban tubeless apa yang paling bagus kepada mayoritas Pengguna Harian dan Bengkel Umum, maka mereka akan merekomendasikan Anda menggunakan Tire Sealant dan mengharamkan Anda menggunakan tambal ban dengan cara disumpal pakai “Lem Cacing”, karena problemnya adalah lubang kecil malah diperbesar dan tambal jenis itu mudah getas dan kehilangan sifat adhesive sehingga kemudian muncul bocor halus disekitaran tambalan.
Percayalah yang menyebabkan ban bisulan/hamil itu karena masuknya udara dari sela-sela Tire Plug karena sifat adhesive yang berkurang sehingga terjadi kebocoran halus, dan malah ban masih digunakan dalam keadaan kurang angin (tidak menyadarinya), bukan karena serat/anyaman ban yang robek/putus.