Baru kemaren saya share alasan saya memilih Linux Mint (Selanjutnya saya sebut Mint saja) dan khususnya versi KDE, saya dapat kabar dari bro Farrel melalui kolom komentar bahwa Linux Mint KDE sudah “disuntik mati” alias discontinue 🙂
In continuation with what’s been done in the past, Linux Mint 18.3 will feature a KDE edition, but it will be the last release to do so.
Yah meski artikel itu membahas secara umum, tidak cuma versi KDE, karena faktanya Linux Mint merupakan polesan dari Ubuntu itu ciamik banget, tapi saya sebagai pecinta KDE tentu kecewa dengan keputusan pihak Developers Linux Mint bahwa versi KDE dihentikan pengembangannya di versi 18.3, tidak akan dikembangkan di versi 19 dan seterusnya.
Masalah utamanya adalah KDE menurut para pengembang Mint semakin menjauh dari kesamaan dengan DE (Desktop Environment) lain yang juga mereka kembangkan yakni Cinnamon (Berbasis Gnone) dan MATE (Berbasis MATE yakni Gnome Legacy/Versi 2).
Misalnya, KDE menggunakan toolkit berbasis Qt, sedangkan pengembang Mint menggunakan Xed, Blueberry, Mintlocale, the Slick Greeter yang notabene bisa mengcover 3 jenis DE yang berbeda, sayangnya KDE tidak termasuk.