L

Review WordPress Hosting dari RumahWeb Indonesia


Bismillahirrohmanirrohim


WordPress Hosting dari Rumah Web

WordPress Hosting dari Rumah Web

Biasanya, ketika saya ingin membuat Review, maka saya akan membuat Artikel Preview terlebihdahulu, namun kali ini berbeda. Karena untuk Preview sudah dilakukan oleh pihak Penyedia Layanan, yakni Rumah Web yang bisa Anda baca disini.

Tapi Artikel ini sebagian besar memang memuat Preview juga sih 😀

Blog saya sudah Migrasi (Pindah) secara keseluruhan dari Unlimited.ID ke RumahWeb pada Hari Minggu, 2 April 2017 dan saya secara resmi pindah lagi dari RumahWeb pada Hari Selasa, 25 April 2017.

 

Review Managed WordPress Hosting dari RumahWeb

Saya langsung terkesan dan Overall Puas dengan Layanan WordPress Hosting dari RumahWeb, selain karena sebelumnya saya Hosting di Penyedia “Biasa” yakni Unlimited.ID (Maaf bukan bermaksud mendiskreditkan).

Apa saja Kelebihan WordPress Hosting dari RumahWeb ?

 

Rumah Web Managed WordPress Hosting

Rumah Web Managed WordPress Hosting

RumahWeb menggunakan Istilah “Cloudlet” dalam pemaketannya, dengan ketentuan 1 Cloudlet = 0,5 CPU Core, 512 MB RAM, 1GB SSD Storage.

Secara Konsep, ini sama seperti CloudPOP yang ada di QWords.

 

Menggunakan Plesk Control Panel

Plesk Control Panel

Bagi sebagian orang, Point ini adalah kekurangan, karena sebagian orang tersebut terlalu terbiasa dan fanatik dengan cPanel Control Panel.

Plesk adalah Platform WebOps Application !

Itulah kenapa, Plesk sangat ideal sekali jika kita toh hanya menggunakan WordPress saja 😀

Tapi tunggu dulu, Plesk memiliki kelebihan yang tidak dimiliki cPanel jika Anda adalah Programmer, yakni Plesk mendukung Node JS, bahkan Plesk mendukung C dan C++. Dan Plesk bisa digunakan juga pada Windows Server. Memang Plesk sangat populer awalnya di Windows Server, karena Linux Server sudah dikuasai oleh WHM/cPanel.

Anda bisa mencoba Demo dari Plesk Control Panel disini.

Seharusnya dengan mengklik Link diatas, Anda sudah langsung Login, jika ada sebab tertentu Anda tidak bisa langsung Login, gunakan Rincian Login berikut:

Username: admin
Password: panel

Plesk Control Panel juga tersedia Aplikasi Mobile untuk mempermudah Manajemen Web Hosting menggunakan Platform Mobile, seperti Android Smartphone/Tablet.

Dengan menggunakan Plesk inilah, WordPress Hosting dari RumahWeb berbeda dengan kebanyakan Layanan Shared Web Hosting dari Penyedia Layanan lain.

Untuk membahas Plesk, dibutuhkan Artikel tersendiri, semoga saya punya kesempatan untuk menulisnya 🙂

Baca Juga: Review Plesk VS cPanel !

Plesk adalah Control Panel yang tidak bisa diremehkan hanya karena cPanel yang lebih populer dibandingan Plesk, saya sudah mencobanya sendiri dan cukup puas dengan Plesk, bahkan Plesk mendukung/tersedia dalam Aplikasi Android dan sangat Mobile Friendly, sehingga Manajemen Web Hosting sangat mudah dilakukan dengan menggunakan Mobile Device, khususnya Tablet PC. Bukan berarti cPanel tidak Mobile Friendly, hanya saja cPanel hanya bisa diakses melalui Browser, saat Artikel ini saya tulis, belum ada Aplikasi Mobile-nya, tapi Theme terbaru cPanel saat ini sudah Touchscreen Friendly.

Semua Fitur Vital cPanel ada di Plesk, saya tidak ada masalah apa pun ketika migrasi ke Plesk, bahkan Migrasi File Hosting dari Web Hosting berbasis cPanel ke Plesk pun sangat mudah dan Full Migration. Migrasi dari Plesk ke cPanel lah yang sulit jika berbeda Provider.

Kekurangan Plesk yang membuat saya repot adalah Code File Editor yang ketika dilakukan Save Change maka tidak bisa lagi melakukan Undo (CRTL + Z), di cPanel tidak seperti itu. Maka sangat beresiko melakukan Editing File melalui Plesk, sebaiknya gunakan FTP Client dan Edit menggunakan IDE atau Text Editor di Komputer.

Tapi Plesk kalah telak dalam Fitur Email jika dibandingkan dengan cPanel 😀

Maklum, Plesk memang menyatakan bahwa Plesk adalah WebOps (Web Operation) Control Panel. Sehingga fitur Email hanya Basic saja, yang penting bisa mengirim dan menerima Email baik dengan Protokol POP3 maupun IMAP, dengan Protokol Outgoing SMTP.

Di RumahWeb, Outgoing Mail Sending juga sangat Limited, yakni hanya 20 Email per Jam, meskipun untuk Email Account sendiri memang Unlimited.

Perlu diperhatikan bahwa, jika Anda migrasi dari cPanel ke Plesk, maka kedepannya akan sulit untuk Migrasi secara Full Integrated ke cPanel kembali, kecuali Anda migrasi ke Hosting cPanel di Provider yang sama, misalnya ke Shared Hosting cPanel di RumahWeb. Pikirkan matang-matang, karena Web Hosting berbasis Plesk tidak sebanyak cPanel.

Memang alasan melakukan Full Migrasi ketika pindah Hosting itu karena Konten di Email Account kita, sebenarnya ada cara untuk memindahkannya, tapi secara Manual, yakni menggunakan Thunderbird dengan Protocol IMAP (Remote).

Paket Termurah

1 Cloutlet

Rp 25.000 / Bulan

Tidak seperti cPanel, Plesk tidak ada Opsi terkait Entry Process, bahkan bisa dikatakan Entry Process ini bersifat Dinamis tergantung kebutuhan Client, Otomatis bertambah, karena yang namanya CloudLinux pasti ada Limit Entry Process. Inilah kelebihan Plesk di RumahWeb.

Sistem Operasi yang digunakan jelas menggunakan CloudLinux versi terbaru, yang menjadikan saya menempatkan WordPress Hosting dari Rumah Web di urutan teratas tidak cuma karena sudah menggunakan LiteSpeed Web Server dengan Extension WordPress Accelerator !

Tapi karena menggunakan Plesk yang Full Integrated WordPress Support yakni karena adanya Extension WordPress Toolkit yang memungkinkan kita memanajemen Plugins, Theme pada WordPress kita langsung di Plesk Control Panel, tidak perlu melalui WP-Admin (WordPress Dashboard).

Bahkan, Plesk lebih baik daripada cPanel dari sisi Security, karena Plesk mendukung Scan Security Status pada WordPress yang kita install. Dengan kata lain. WordPress itu sangat Powerful sekali jika menggunakan Plesk !

WordPress Hosting dari Rumah Web

WordPress Hosting dari Rumah Web

Selain itu, Plesk sudah mendukung penuh Let’s Encrypt.

Let’s Encrypt adalah CA (Certificate Authority) dengan Teknologi SNI (Server Name Identification) yang tidak memerlukan Dedicated IP Address untuk bisa menerapkan SSL (HTTPS).

Saat ini, cPanel juga sudah mendukung Let’s Encrypt.

Fitur WordPress Hosting dari Rumah Web

Selain memang penggunaan CloudLinux yang saya katakan Wajib dalam List ini, karena memang untuk bisa disebut “WordPress Hosting” sesuai Definisi yang saya jelaskan diatas, maka harus menggunakan CloudLinux. Rumah Web menggunakan Teknologi lain yang menjadikan layanan mereka itu berbeda dari Kompetitor.

Dioptimasi Khusus untuk WordPress

Sesuai namanya, tentu saja Layanan ini dioptimasi secara Khusus oleh R&D RumahWeb untuk WordPress.org (Self Hosted).

Antara lain:

WordPress Toolkit

Plesk WordPress Toolkit

Plesk WordPress Toolkit

Gunanya adalah untuk mengelola WordPress kita langsung dari Plesk Control Panel, tanpa melalui WP-Admin, tapi tidak semuanya, setidaknya hanya Themes, Plugin, One-click Hardening, dan WordPress Security Scanning.

Ini sangat membantu jika dalam satu Akun, Anda mengelola banyak Blog berbasis WordPress Self Hosted.

Menggunakan WordPress Toolkit di Plesk Control Panel lebih mudah, cepat, dan ringan, daripada melalui WP-Admin (WordPress Dashboard).

Tapi lebih optimal jika Anda sudah tau Theme, dan Plugin yang akan diinstall, karena Preview Theme dan Plugin tidak sama dengan yang disajikan di WP-Admin.

 

WordPress Accelerator

Ini adalah Plugin khusus dari LiteSpeed Web Server yang meningkatkan Kecepatan WordPress yang terinstall didalam Server yang menggunakan LiteSpeed Web Server menjadi 10x lebih cepat daripada LiteSpeed Web Server yang tidak menggunakan WordPress Accelerator, apalagi jika dibandingkan Apache Web Server biasa.

 

Sudah Menggunakan LiteSpeed Web Server

Ini adalah kelebihan yang paling jarang dimiliki oleh Penyedia Web Hosting lain, yakni menggunakan LiteSpeed Web Server !

Karena kebanyakan Penyedia Jasa Web Hosting hanya menggunakan Web Server Free and Open Source yakni Apache Web Server. 

Ya, LiteSpeed itu Berbayar !

Meskipun LiteSpeed sekarang sudah Go Open Source, tapi tidak mengubah kenyataan bahwa LiteSpeed. Karena ada perbedaan antara LiteSpeed Open Source Edition dengan LiteSpeed Licensed.

Penggunaan LiteSpeed Web Server ini menjadikan WordPress Hosting dari RumahWeb menjadi lebih cepat, sekitar 34x Lebih Cepat, daripada Apache.

Dan LiteSpeed sudah Full Supported HTTP/2, artinya itu bisa kita dapatkan di WordPress Hosting dari RumahWeb.

HTTP/2 memungkinkan Page Load menjadi lebih cepat untuk HTTP maupun HTTPS (SSL). Dikembangkan dari SPDY Google, HTTP/2 adalah peningkatan dari pengembangan pertama yang cukup signifikan dari HTTP Standard sejak 20 tahun terakhir ini.

Siapa coba Webmaster yang tidak tau LiteSpeed Web Server ?

 

Cloud SSD Clustered Storage

Ini adalah Cloud SSD Storage dari (Virtuzzo) Parallels Cloud Storage yang memang menjadi Andalan Rumah Web untuk manajemen SSD Storage dan Virtualisasi VPS mereka, ini lebih daripada SSD Storage biasa. Karena ini adalah sebuah Teknologi Network Distributied and Clustered Storage yang jauh lebih handal daripada SSD Storge biasa, apalagi cuma Disc Harddisk Storage biasa.

Mengenai Parallels Cloud SSD Storage, silahkan simak Video Penjelasan disini.

LiteSpeed with HTTP/2 Full Support

Ya, LiteSpeed adalah yang terbaik saat ini, dan LiteSpeed sudah mendukung secara penuh HTTP/2 dan WordPress Accelerator yang menjadikan WordPress sangat cepat dalam hal Akses/Load.

Perlu satu Artikel khusus untuk membahas LiteSpeed ! 

Gratis Unlimited SSL Tanpa Memerlukan Dedicated IP Address

Seperti yang Anda lihat pada Address Bar Browser Anda ketika membuka Blog saya ini. Ya, Blog saya sudah menggunakan SSL (Secur Socket Layer) yang menggunakan Protokol HTTPS.

Sebenarnya, SSL saat ini sudah lebih User Friendly dengan Teknologi SNI (Server Name Identification) yang menjadikan SSL saat ini tidak memerlukan Dedicated IP Addres untuk Satu Certificate SSL yang diterbitkan oleh CA Authority.

Tapi tetap saja SSL lain meski sudah SNI itu berbayar !

Sedangkan WordPress Hosting dari RumahWeb memberikan Fitur yang menurut saya sangat keren ini, yakni Free SSL Unlimited, maksudnya setiap Addon Domain, dan Subdomain yang kita miliki, bisa menggunakan SSL secara Gratis.

Ini adalah Fitur bawaan dari Plesk, yang menjadi salah satu kelebihan Plesk dibandingkan cPanel, yakni Fitur “Let’s Encrypt”. Open Source SSL yang merupakan Linux Foundation Collaborative Projects yang didukung oleh banyak Sponsor, termasuk Mozilla dan Chrome yang itu artinya SSL dari Let’s Encrypt akan terdeteksi Valid di Mozilla dan Chrome, Browser terbaik dan terpopuler di Dunia tersebut.

SSL dari Let’s Encrypt bersifat Single, bukan Wildcard, sehingga memerlukan Satu Sertifikat untuk masing-masing Domain dan Subdomain.

Dan Sertifikat SSL akan dilakukan Renew setiap satu bulan sekali, bukan setiap satu Tahun seperti SSL Berbayar.

Plesk yang digunakan oleh Rumah Web pada Layanan WordPress Hosting ini sudah mendukung secara penuh Let’s Encrypt Free SSL yang menggunakan Teknologi SNI (Server Name Identification) yang memungkinkan penggunaan SSL tanpa menggunakan Dedicated IP Address. Dengan Integrasi pada Plesk Control Panel, maka Sertifikat SSL akan diperbaharui secara otomatis oleh Sistem, benar-benar Gratis Selamanya !

Jadi tidak akan kejadian yang namanya Sertifikat SSL Expired dan lupa diperbaharui. Itu dapat merugikan kita sebagai Webmaster, karena Blog akan Down karena masalah Privacy akibat SSL yang Expired yang menyebabkan Halaman tidak bisa dibuka, dan itu membuat Pengunjung risih, seperti ada masalah Keamanan yang serius sedang terjadi.

SSL saat ini menjadi salah satu pertimbangan Google untuk meningkatkan Ranking Situs di SERP (Search Engine Result Page), jadi SSL termasuk dalam SEO (Search Engine Optimization).

Dukungan CloudFlare Terintegrasi

Hari gini, jika Anda menemukan Web Hosting yang tidak terintegrasi CloudFlare, mending cari tempat lain aja !

Ya, memang CloudFlare menjadi salah satu Pendongkrak Performa Website/Blog yang diperlukan untuk mempercepat Akses dan juga meningkatkan Keamanan.

Plesk Native CloudFlare

CloudFlare adalah Solusi yang sering digunakan oleh Webmaster dan Blogger untuk mendapatkan DNS System yang lebih handal daripada DNS Server bawaan Server Web Hosting dan Domain.

Karena CloudFlare memungkinkan kita untuk memastikan Blog atau Website kita tetap Online, Pengunjung masih bisa mengakses Konten di Blog kita meskipun sebenarnya Blog kita sedang mengalami Down. Itu dimungkinkan karena CloudFlare memiliki Fitur Caching System yang direlay ke Server mereka yang berlokasi paling dekat dengan lokasi Pengunjung, misalnya dari Indonesia akan direlay ke Singapore, jika dari Amerika, maka direlay ke Amerika (US).

Ada perbedaan CloudFlare Native dengan CloudFlare Biasa, Native itu sudah bawaan Web Hosting yakni Build In di Plesk Control Panel.

Jika Anda menggunakan CloudFlare secara terpisah karena Provider Web Hosting yang Anda gunakan tidak menggunakan CloudFlare sebagai Fitur Tambahan, maka Anda hanya bisa menggunakan CloudFlare dengan mengarahkan Name Server ke Name Server yang ditentukan oleh CloudFlare.

Sedangkan jika Provider Web Hosting yang digunakan sudah Build In CloudFlare, maka Name Server sudah bisa menggunakan Name Server milik Penyedia Web Hosting, bahkan kita bisa menggunakan Custom Name Server dengan memanfaatkan Fitur Child Name Server pada Domain Manager.

Seperti Domain Blog saya ini yang menggunakan Custom Name Server sesuai Domain Blog saya yakni:

ns1.lukmanulhakim.id
ns2.lukmanulhakim.id
ns3.lukmanulhakim.id
ns4.lukmanulhakim.id

Konfigurasi DNS Zone pun dilakukan di Plesk Control Panel, bukan di Website CloudFlare lagi, sehingga lebih praktis, untuk Fitur lain dari CloudFlare yakni Caching System (untuk Purge Cache), kita bisa mengelolanya di WP-Admin WordPress kita dengan menginstall Plugin yang sudah disediakan di Direktori Plugin WordPress.

CloudFlare juga mendukung Enkripsi SSL (HTTPS) Powered by COMODO CA Autohiry, jadi misalnya kita menggunakan SSL Gratisan seperti Let’s Encrypt, maka ketika kita mengaktifkan SSL dari CloudFlare, SSL yang digunakan adalah dari COMODO.

Keren kan ? , masih banyak kelebihan CloudFlare yang akan panjang sekali jika saya paparkan disini.

Baca Juga: Perlukah Menggunakan CDN (Content Delivery Network) ?

 

Dukungan Teknis

Rumah Web menurut saya cukup baik dalam hal Dukungan Teknis, karena Respon Support Ticket sangat cepat untuk kasus sederhana, dan Live Support yang selalu Online 24 Jam bahkan di Hari Libur, baik itu Sales maupun Technical Support.

Tim Support dari RumahWeb memiliki Trademark yakni “Orang Rumah™”. Saya akui, memang Tim Support di RumahWeb sangat Friendly sekali.

Karena saya ini Basicnya memang pernah menjadi Technical Support di Perusahaan Web Hosting, maka saya tidak banyak menggunakan jasa Technical Support di Rumah Web, kecuali tindakan yang hanya bisa dilakukan dengan Akses Root dan tentu saja itu dilakukan oleh mereka, masa saya yang Login ke Root sih 😀 

Backup Schedule

Auto Backup dari sisi Server dilakukan setiap 1 Minggu (Weekly) disimpan di Server Backup milik Rumah Web. Interval Update yang cukup beresiko menurut saya untuk Blog yang notabene Update setiap hari !

Kepada RumahWeb: Seharusnya khusus untuk WordPress Hosting, lakukan Backup secara Daily (Harian) !

Tapi kelemahan itu bisa saja diatasi dengan menggunakan Fitur Auto Backup ke Server lain yang dikhususkan untuk Backup melalui Protokol FTP. Dan itu bisa dilakukan secara terjadwal/auto. Hanya saja Anda perlu berlangganan layanan FTP Backup lagi, seperti yang ada di QWords.

Trial/Demo Gratis Selama 1 Bulan

Gratis 1 Bulan Pertama dengan Full Feature dan Full Maximum Support

Ya, jika kita Menyewa Kamar Kost biasanya Bayar dulu dimuka untuk 1 Bulan pertama (sesuai Analogi diatas).

Maka, RumahWeb memberikan lebih dari itu, yakni Pakai Dulu, Bayar Bulan Depan !

Ini membuktikan Optimisme bahwa Pelanggan Akan Puas, dan akan melanjutkan Berlangganan selama yang dibutuhkan. Artinya, mereka berani menjamin kepuasan pelanggan atas layanan yang mereka berikan, tidak melulu Money Oriented. Sesuai Prinsip RumahWeb yang menjadikan Bisnis mereka di bidang Web Hosting adalah bagaimana caranya membangung Trustment (Kepercayaan) antara mereka dengan pelanggan. Dan itu termasuk Layanan Dukungan mereka yang memiliki Trademark “Orang Rumah” untuk menegaskan bahwa Tim Support mereka seperti Orang Rumah di Rumah kita sendiri yang harapannya adalah Kedekatan antara Tim Support dengan Client tidak hanya sebatas Friendly saja, tapi seperti Keluarga sendiri.

Karena Gratis disini adalah Demo, maka mereka benar-benar memberikan yang terbaik, tidak seperti Trial dari Penyedia lain yang biasanya ada batasan. Maka, di RumahWeb tidak demikian. Bahkan, Fitur Email pun sudah bisa digunakan.

Ketika mencoba Demo Gratis 1 Bulan untuk layanan WordPress Hosting di RumahWeb, kita mendapatkan Full Access Client Account sama seperti yang didapatkan ketika kita membayar.

Tidak cuma Akses Fitur saja, dari sisi Technical Support (Dukungan Teknis) pun mereka berikan penuh, seperti Pelanggan yang membayar !

Karena ini Demo, bukan Gratisan 😀

Coba saja mereka macam-macam, bisa jadi Pelanggan yang mencoba akan lari ke Provider lain kan ?

Apalagi, ketika mereka bermain-main dengan WordPress User, artinya mereka berurusan dengan Blogger yang dengan mudah bisa bicara di Blog miliknya. Jika saya kecewa, maka Artikel ini bisa saja berisi Bad Review 😀

Menurut saya, ini Solusi juga bagi Blogger yang (maaf), tidak memeiliki Modal untuk menyewa Web Hosting berbayar untuk 1 Bulan pertama, dengan berbagai macam sebab/alasan.

Dalam mencoba Demo yang diberikan, saya benar-benar mendapatkan Experience (Pengalaman) yang memuaskan dari sisi Produk Layanan dan juga Dukungan Teknis.

Seperti yang saya katakan sebelumnya bahwa layanan ini menggunakan Plesk, bukan cPanel, sehingga dibutuhkan proses Migrasi berbeda Platform yang itu tidak mudah bagi End User.

Dan pihak Technical Support RumahWeb dengan siap dan sigap membantu proses Migrasi tersebut, Gratis (Free Setup and Migration). Dan proses Migrasi berjalan lancar tanpa masalah berarti, mengingat ini adalah Konversi dari cPanel ke Plesk dan Web Hosting lama yang saya gunakan adalah Apache Web Server, maka proses Migrasi cukup membuat saya cemas dengan hasilnya, tapi Alhamdulillah tidak ada masalah berarti, kecuali ada masalah Konfigurasi kecil saja yang mudah sekali diperbaiki.

Dukungan disediakan melalui LiveChat, Ticket (Help Desk), Email (Otomatis Create a Ticket di Help Desk), dan Telpon.

RumahWeb menggunakan Ticketing System lain diluar WHMC yang umum digunakan Provider lain, yakni SRS-X.

 

Ini adalah Optimisme mereka pada Layanan yang mereka berikan, tentunya tidak masalah memberikan Trial Gratis selama 1 Bulan pertama (selanjutnya jika puas, Anda boleh lanjut dengan membayar sewa).

Hebatnya, dalam masa Trial ini, Dukungan Teknis yang diberikan adalah Full Support seperti layaknya Pelanggan yang membayar.

Wajar, karena meski Gratis, ini dalam rangka Demo/Trial, tentu tidak sama dengan Hosting Gratisan 😀

Dan Pengguna yang mencoba WordPress Hosting mereka tentu saja para Blogger yang punya kecenderungan melakukan Review 😀

Kebijakan Inodes

Indones adalah batasan jumlah keseluruhan File yang boleh disimpan di dalam Akun Hosting. Tidak peduli berapa pun Ukuran File tersebut.

Nah, di RumahWeb, tidak ada Kebijakan itu !

Ini penting, karena ada Provider Web Hosting yang padahal Limited Storage, tapi masih memberlakukan Kebijakan Inodes yang wajarnya hanya diberlakukan pada Unlimited Storage.

 

Lokasi Server Berada di Indonesia

Bagi Blogger dengan Target Visitor dari Indonesia, ini merupakan salah satu yang dibutuhkan, karena Latency yang dihasilkan ketika kita menggunakan Server Indonesia lebih kecil, dan itu artinya Akses Blog kita akan menjadi lebih cepat daripada Server USA atau Europe.

Tapi menjadi masalah tersendiri jika Anda menargetkan Visitor dari Luar Negri, minimal gunakan Server yang berlokasi di Singapore untuk menghandle Visitor dari Luar dan Dalam Negri.

Tapi berkat CloudFlare, masalah ini sebenarnya tidak terlalu besar, karena CloudFlare akan merelay Server Indonesia ke Singapore dengan Fitur CDN dan Caching System yang ada pada CloudFlare.

Bagi saya, ini Vital, karena Blog saya ini akan saya targetkan untuk Visitor Indonesia saja 😀

So, Server Indonesia yang saya butuhkan sekarang ini !

 

Harga Relatif Murah untuk Semua Kelebihan yang Diberikan

Harga yang ditawarkan oleh pihak RumahWeb, bahkan lebih murah dari Shared Hoting (CentOS) mereka, karena alasan yang sudah saya sebutkan salah satu Point Ulasan sebelumnya diatas.

Saat Artikel ini saya tulis, Harga termurah yang ditawarkan adalah cuma Rp 25.000/Bulan per Cloudlet, artinya itu Harga untuk 1 Cloudlet. Dan Harga termahal adalah Rp 250.000/Bulan yakni Harga untuk 10 Cloudlet.

Dan Minimum Kontrak adalah 1 Bulan !

Berbeda dengan Provider lain yang biasanya Harga per Bulan yang dicantumkan hanya Tipuan (Trick) untuk menarik perhatian.

Jika pada Provider lain, Harga Sewa 1 Bulan sangat murah, tapi ternyata ada minimum kontrak misalnya 3 Bulan, 6 Bulan, 1 Tahun. Meskipun ada yang bisa 1 Bulan, tapi Harga yang harus dibayar tidak seperti yang dicantumkan di awal, karena Harga Per Bulan yang murah itu adalah Diskon jika kita membeli dengan minimum kontrak tertentu misal 3 Tahun, dsb.

Di RumahWeb tidak demikian, karena Minimum Kontrak adalah 1 Bulan, artinya kita seolah-olah menyewa Tempat untuk Blog/Website kita seperti Menyewa Kamar Kost, bukan seperti Mengontrak Rumah yang biasanya minmal adalah 6 Bulan.

Saya suka menggunakan Analogi tersebut 😀

Cocok sekali untuk Blogger Pemula, dan Website milik Pengusaha Startup.

 

Bahkan tidak hanya Murah saja …

 

Tidak Ada Kebijakan Inodes

Inodes adalah Jumlah keseluruhan File yang ada di Akun kita, biasanya Inodes diberlakukan pada Unlimited Storage, mengingat RumahWeb bukan Unlimited Storage, maka wajar jika tidak memberlakukan Kebijakan Inodes.

 

Shared Hosting “Rasa” Cloud VPS (Virtual Private Server)

Ini disebut “Managed WordPress Hosting”, baca penjelasannya disini.

 

RumahWeb juga menyediakan Layanan Shared Web Hosting loh !

Tapi kok ada lagi yang namanya WordPress Hosting ?

Faktanya, kita tidak hanya bisa menginstall WordPress disitu, melainkan Drupal dan Joomla juga bisa, bahkan Website PHP, Java, dsb buatan kita sendiri. Plesk yang digunakan RumahWeb adalah Plesk Onyx yang lebih optimal untuk Web Developer, dan mendukung Node.JS, Ruby, dan terdapat fitur Integrasi Git Repository.

Jika Shared Hosting menggunakan CentOS, maka WordPress Hosting menggunakan CloudLinux yang menjadikan keduanya berbeda. Penggunaan OS ini sangat Vital perannya.

Namun keduanya sama-sama menggunakan SSD Sotrage, bahkan lebih dari SSD Storage biasa, RumahWeb menggunakan Parallels Cloud SSD Storage. Itulah kenapa Shared Hosting mereka disebut Cloud Shared Hosting.

Bedanya adalah, Jika Cloud  Shared Hosting itu Spesifikasinya dibedakan berdasarkan Plan Package yang hanya membedakan Storage, Bandwidth, Addon Domain, FTP Account, Database, dll, maka pada WordPress Hosting terdapat Spesifikasi mengenai CPU, Memory, Entry Process, Number of Process, dsb.

Inilah bedanya, pada WordPress Hosting, selain kita menentukan Storage, Addon Domain, FTP Account, Database, dll kita juga bisa menentukan Resource Server yang kita butuhkan. Metode tersebut disebut “Cloutlet” (Istilah yang digunakan oleh RumahWeb).

Cloudlet adalah Satuan Spesifikasi Resource Server yang terdiri dari CPU (Core Prosesor), RAM (Memori), dan Storage (Penyimanan).

1 Cloudlet = 0,5 CPU, 512MB RAM, dan 1GB SSD Storage.

Maksimal ada 10 Cloudlet yang tersedia, yakni 5 CPU Core, 5120 MB (5 GB) RAM, dan 10 GB SSD Storage. 

Jadi, jika saya memilik 3 Cloudlet, maka saya mendapatkan 1,5 Core CPU, 1536 MB (1,5 GB) RAM, dan 3 GB SSD Storage.

Sebenarnya masih ada perbedaan lain dari sisi Jumlah Addon Domain, FTP Account, dan Database yang bisa ditambahkan yang itu tidak akan saya bahas disini.

Anda bisa mencobanya sendiri pada Cloudlet Slider di halaman Preview yang disediakan pihak RumahWeb pada Link yang sudah saya berikan diatas.

 

Perbedaan WordPress Hosting dengan VPS

Perbedaan mendasar dari WordPress Hosting dengan VPS adalah, sebenarnya WordPress Hosting adalah Shared Hosting juga pada akhirnya, dimana kita hanya tinggal pakai saja sebagai End User, sedangkan VPS kita adalah Root/SysAdmin yang membangun Server dari mulai meginstall Sistem Operasi (OS), menginstall Web Server (Apache), PHP, MySQL/MariaDB, Control Panel (WHM/cPanel, Plesk), dsb

Tentu saja, VPS itu Virtual, seperti kita menginstall OS lain di Komputer kita menggunakan Virtual Machine seperti VirtualBox, dsb.

 

Perbedaan WordPress Hosting dengan Shared Hosting

Lalu mana yang lebih baik antara WordPress Hosting dengan Shared Hosting ?

Sebenarnya, Shared Hosting itu menggunakan Keseluruhan Resource Server yang dipakai “Rame-rame” dengan pengguna lain di Server yang sama, karena Shared Hosting menggunakan CentOS sebagai Sistem Operasi Server yang digunakan.

Itu artinya, jika ada Pengguna lain melakukan tindakan Abuser yang menguras habis Resource Server, maka Website milik Pelanggan lain akan terkena imbasnya, yakni akses menjadi berat, bahkan Internal Server Error. Disini dibutuhkan Root/SysAdmin untuk memantau, sehingga ketika ada Abuser, mereka langsung melakukan tindakan Suspend pada Akun bersangkutan.

Sedangkan WordPress Hosting tidak menggunakan Keseluruhan Resource Server pada semua Pelanggan di Server yang sama, karena sudah menggunakan CloudLinux sebagai Sistem Operasi Server yang digunakan.

Analoginya ..

Pernah main di Warnet (Warung Internet) ?

Jika Warnet tersebut menggunakan Mikrotik, maka ketika Bilik lain di Warnet tersebut ada penggunanya yang mendownload File besar, khususnya menggunakan Software Internet Download Manager (IDM), maka Bilik lain di Warnet tersebut tidak akan terkena imbasnya, Koneksi Internet tetap lancar, sedangkan Pengguna yang mendownload File menggunakan IDM tersebut mengalami penurunan Kecepatan Koneksi Internet ketika dia Browsing sambil mendownload File tersebut.

Seperti itulah CloudLinux !

Jadi, ketika Website milik Pengguna lain berat karena lonjakan Traffic, dsb, maka Pengguna lain di Server yang sama tidak akan terkena imbasnya. Dan disini, tidak ada tindakan Suspend, karena jika Website mengalami Overload Resource (CPU and Memory Usage), maka Website tersebut akan mengalami yang namanya Internal Server Error atau Resource limit is reached ketika mengakses Website tersebut. Dan itu terjadi pada Website tersebut saja, pada Website lain di Server yang sama tidak mengalaminya.

Inilah yang ditawarkan oleh RumahWeb dengan “Branding” WordPress Hosting. Karena sejatinya ini bukanlah hal baru. Karena ini merupakan Kelebihan yang didapatkan karena Server sudah menggunakan Sistem Operasi CloudLinux.

Itulah kenapa, pada saat kita Order WordPress Hosting di RumahWeb, kita akan bisa memilik Resource Hardware Server sesuai kebutuhan kita, yakni khususnya CPU Core dan RAM. Pada proses ini, sebenarnya kita memilih seberapa besar Batasan atau Limit Server yang dilakukan CloudLinux pada Website kita yang akan dihosting di Server tersebut.

 

Berarti lebih baik Shared Hosting ?

Ya, jika Shared Hosting menggunakan CentOS, karena kita menggunakan keseluruhan Resource pada Server, tapi tidak ada gunanya jika SysAdmin-nya tegas, dikit-dikit Suspend 😀

Itulah sebab kenapa Shared Hosting yang menggunakan CentOS itu lebih mahal biaya sewanya daripada Shared Hosting yang menggunakan CloudLinux.

Jika Server yang menggunakan CentOS itu jelek dari sisi Spesifikasi Hardware dan terlalu penuh dengan Pelanggan, maka jangan heran jika SysAdmin akan dikit-dikit melakukan Suspend karena Server mudah sekali Overload.

 

Saya pribadi, lebih suka CloudLinux, karena tidak ada Suspend sama sekali, jika Blog saya berat, maka saya akan tau dengan Error Message selain Suspended, yakni Internal Server Error (Akibat RAM kepenuhan) dan atau Resource limit is reached (Akibat CPU Usage kepenuhan). Maka, saya bisa mengoptimasi Blog saya agar lebih Efisien terhadap penggunaan Resource, dan jika Optimasi tidak banyak membantu, saya tinggal Upgrade Limit Resource.

 

Perbedaan Cloud Shared Hosting di RumahWeb dengan Cloud Shared Hosting di Tempat Lain

Meskipun Shared Hosting di RumahWeb menggunakan Istilah “Cloud Shared Hosting” itu bukan karena menggunakan Sistem Operasi CloudLinux, melainkan karena menggunakan Cloud SSD Storage.

Dalam Point ini yang saya maksud adalah Perbedaan Shared Hosting CloudLinux di RumahWeb dengan Shared Hosting CloudLinux di Tempat lain.

Saya rasa, perbedaannya sudah ketahuan sejak awal, yakni di RumahWeb, kita bebas memilih Limit Resource sejak saat kita Order yakni menggunakan Cloudlet Slider di Halaman yang disediakan pihak RumahWeb.

Sedangkan pada Penydia Laynan lain yang sama-sama menggunakan CloudLinux, biasanya tidak memberikan pelanggannya untuk melakukan Kustomasi Limit Resource tersebut. Biasanya Limit Resource akan Fix disetiap Plan Package yang disediakan, tentu Paket yang lebih mahal akan mendapatkan Resource yang lebih banyak dari sisi Limit CPU dan Memory Usage.

Ini yang menjadikan saya tertarik dengan CloudLinux Shared Hosting di RumahWeb, karena saya sebagai Pelanggan, mendapatkan Kepastian berapa Limit yang saya dapatkan !

 

Baca Juga: Daftar Beberapa WordPress Hosting Terbaik di Indonesia !

 

Kesimpulan

Ini adalah “Racikan” Spesial dari RumahWeb untuk para Blogger yang menggunakan Platform WordPress Self Hosted.

Kita tau bahwa Blogger yang menggunakan WordPress, itu berjaya di WP-Admin, bukan Web Hosting Control Panel saja 😀

Plesk Control Panel membuat saya terkesan dibandingkan cPanel !

Fitur yang lengkap, bahkan lebih baik dari cPanel, menjadi saya langsung menyukai Plesk daripada cPanel.

User Interface Plesk pun menurut saya lebih baik daripada cPanel di beberapa aspek, sangat User Friendly, dan Akses pada setiap Fitur yang tersedia sangat cepat dan ringan.

Tapi tidak menutupi kenyataan bahwa cPanel itu lebih Superior daripada Plesk dari segi Fitur Administrasi Web Hosting. Tapi saya pribadi yang hanya seorang Blogger ini, menurut saya Plesk jauh lebih dari cukup daripada cPanel.

Tentu ini mempengaruhi Harga, karena Lisensi Plesk lebih murah daripada WHM/cPanel 😀

Bagi Anda seorang Blogger yang menggunakan Platform WordPress Self Hosted, tentu ini patut dicoba. Lagipula Gratis 1 Bulan Pertama ini 😀

Karena Demo ini bersifat Full, maka kita bisa langsung “Pindahan” saja untuk mencoba WordPress Hosting dari RumahWeb ini.

 

DMCA.com Protection Status

Hi, Bagaimana Menurut Anda ?


Jadilah Pembaca yang Baik dengan cara meninggalkan Komentar pada setiap Artikel Bermanfaat yang sudah dibaca (•‿•)


Komentar adalah salah satu Faktor Penyemangat bagi seorang Blogger, termasuk juga saya. Sebagai bukti bahwa saya tidak sendirian disini, mengingat ada banyak sekali Viewer (Pembaca) Artikel di Blog saya ini. Mohon, jangan pergi begitu saja.


Tinggalkan Komentar Anda disini meskipun hanya sekedar menyapa saya, mari kita bangun Forum Diskusi di Kolom Komentar pada setiap Artikel di Blog ini.


Oleh karena itu, saya sudah menyediakan Fasilitas Comment System terbaik saat ini yakni Facebook Comments Social Plugins agar Facebooker bisa langsung memberikan komentar tanpa harus mengisi Nama, Email, dan URL Situs, tentunya harus sudah dalam posisi Login di Facebook Versi Web (www.facebook.com atau m.facebook.com di Browser).


Saya juga menyediakan Forum Komentar berbasis Disqus Comments System untuk membangun Komunitas Komentator yang lebih Advanced lagi, tidak diperlukan Account Disqus untuk bisa berkomentar disini, Anda cukup memasukkan Nama dan Email saja, tapi saya sarankan untuk memiliki Account Disqus jika Anda sering berkomentar di banyak Blog yang menggunakan Disqus Comment System."

Mungkin Anda juga menyukai

Disqus Comments

  • Pingback: Review Unlimited.ID: Penyedia Web Hosting Serba Unlimited !()

  • Pingback: 4 WordPress Hosting Terbaik di Indonesia !()

  • Pingback: Review IDCloudHost: Cloud Shared Web Hosting Indonesia()

  • Pingback: Review Plesk VS cPanel: Mana yang Terbaik ?()

  • Sucahyo Aji

    Yakin cachenya sudah bekerja? karena saya baca informasi dari litespeed wordpress plugin kalau cache bekerja tandanya ada request header:

    HOW TO TEST THE PLUGIN. The LiteSpeed Cache Plugin utilizes LiteSpeed specific response headers. Visiting a page for the first time should result in a X-LiteSpeed-Cache-Control:miss or X-LiteSpeed-Cache-Control:no-cache response header for the page. Subsequent requests should have the X-LiteSpeed-Cache-Control:hit response header until the page is updated, expired, or purged.

    Sementara request header web pagenya:

    beon-cache-status:BYPASS
    cache-control:max-age=0, no-cache
    content-encoding:gzip
    content-type:text/html; charset=UTF-8
    date:Sat, 29 Apr 2017 14:00:44 GMT
    server:nginx/1.10.3
    status:200
    vary:Accept-Encoding
    x-page-speed:Beon Accelerator
    x-pingback:https://www.lukmanulhakim.id/xmlrpc.php
    x-powered-by:PleskLin

    nggak ada kata kata x-litespeed cache hit.
    beon cache juga bypass.

    • Terimakasih Feedback-nya om 🙂

      Iya ini Artikel saat saya pakai Managed WordPress Hosting dari RumahWeb, sekarang saya pakai Managed WordPress Hosting dari Beon dengan Web Accelerator-nya, bukan Plugins LiteSpeed WordPress Accelerator.

      Seharusnya sih saat Reply ini saya posting saya sudah bisa menggunakan Fitur CDN yang sudah Include di Beon, tapi ada Trouble sehingga saya menggunakan CDN dari KeyCDN mumpung dapat Trial 1 Bulan.

      Saat itu saya belum sampai menguji apakah WordPress Accelerator dari RumahWeb apakah berfungsi atau tidak 😀

      Nanti akan saya Test, karena Akun Plesk saya di RumahWeb masih aktif, akan saya Update di Artikel ini.

      Mengenai Beon Cache yang statusnya Baypass, saya kurang tau kenapa itu terjadi, saya cek Blog/Website yang menggunakan Beon Web Accelerator juga mengalami hal yg sama, nanti akan saya tanyakan ke pihak Beon.

      Tapi jika ditanya apakah Beon Web Accelerator berfungsi ?

      Maka saya katakan, berfungsi.

      Salah satu fitur Beon Web Accelerator adalah sudah terintegrasi Google PageSpeed yang secara otomatis mengoptimasi konten statis, misalnya Gambar. Sebelum saya menggunakan CDN dengan Subdomain cdn.lukmanulhakim.id, saya menyaksikan sendiri kok Google PageSpeed berfungsi.

      Setelah menggunakan CDN, maka Subdomain cdn.lukmanulhakim.id itu sudah diluar Coverage Web Accelerator yang hanya mencover www.lukmanulhakim.id dan https://www.lukmanulhakim.id.

      Dan saya yang notabene sering mengakses Blog ini juga merasakan peningkatan kecepatan akses yg signifikan setelah menggunakan Beon Web Accelerator.

      Asiknya, Gambar yg dicache oleh CDN itu sebelum masuk ke CDN, dia ngambil File dari Server Beon yang sudah dioptimasi dengan Web Accelerator, jadi dampak Web Accelerator diterapkan juga di File Statis yang dihost di CDN.

      Ibarat Sepeda Motor, By Feeling saja sudah ketahuan kok ngefek atau tidak, meskipun secara hasil Benchmark tidak naik atau bahkan turun Score-nya.

      Blog saya ini rada susah dapetin Score Tinggi karena banyak Assets dari Luar seperti Google AdSense, Google DoubleClick, YouTube, HiStats, Google Analytics, Disqus, Facebook, Shareholic, dsb yang diluar kekuasaan saya untuk melakukan optimasi, makanya Score di GTMetrix pun terpengaruh, karena GTMetrix itu dia menilai secara keseluruhan (rata-rata).

      Tapi dari Experience/Feeling, ketahuan kok bedanya, Blog saya lebih Responsif.

      Haha Maaf jadi panjang 😀

      • Sucahyo Aji

        Berikut keterangan dari litespeed, untuk bisa pakai cache sebaiknya install plugin wordpress juga. Plugin wordpress akan berkomunikasi dengan cache di servernya:
        litespeed_wiki:cache:no-plugin-wordpress
        This page describes an easy way to set up simple caching for WordPress installations. With the release of LiteSpeed Cache for WordPress, though, this solution is now deprecated. Click here for the LiteSpeed Cache for WordPress installation and configuration manual.

        litespeed_wiki:cache:lscwp
        LiteSpeed Cache for WordPress (LSCWP) uses the LiteSpeed Cache WordPress plugin to communicate with LiteSpeed Web Server and LSCache to statically cache your dynamic WordPress pages, greatly reducing page load time and server load. The current version will only cache and serve pages for non-logged in users. After a user has logged in, their page requests will always hit the backend.

        Itu saat mengetes pakai apa ya? barusan saya tes juga sama saja, tidak ada kata kata litespeed di response headernya.

        Untuk yang cache BEON, memang sepertinya di cache dari cloudsnys hanya untuk static content. Yang penting agar load bisa berkurang mestinya adalah cache untuk dynamic page.

        Untuk soal responsif. Iya, memang terpengaruh dari servernya juga. Apache itu memang kelemahannya di static content. Karena kalau dynamic tergantung sama kecepatan server phpnya.

        Load baru bisa tahu bila habis posting artikel baru yang dibaca banyak orang.

        • Saya Test secara Online di browserspy.dk/webserver.php, lebih enak aja formatnya dibaca.

          Kalau LiteSpeed Cache WordPress itu di Blog saya sekarang tidak diperlukan lagi, walaupun Server Utama menggunakan LiteSpeed Web Server, tapi Blog saya direlay lagi ke Nginx Server yang digunakan Beon Web Accelerator. Tugas Caching dan Optimizing itu sudah dihandle oleh Beon Web Accelerator yang Engine-nya beda dengan X-LiteSpeed Cache.

          Dan masalahnya LiteSpeech Cache Plugins tersebut tidak kompatibel dengan W3 Total Cache Plugins,Harus Disable W3 Total Cache, nah Beon Web Accelerator kompatibel dengan W3 Total Cache. Saya sudah coba soalnya.

          • Sucahyo Aji

            mengapa yakin tidak perlu plugin litespeed untuk wordpress?

            Saya coba dengan online tersebut hasilnya sama saja. tidak ada kata kata litespeed cache hit.

            daripada pakai W3 total cache, menurut saya lebih baik pakai litespeed cache. Sebaiknya dicoba saja install plugin litespeed cache sampai benar benar fungsi. Dari yang saya lihat, cache litespeed tidak berfungsi. yang bikin berat itu justru dynamic cache. Saya pernah menangani website dengan load besar. static cache tidak pernah jadi masalah. cache dynamic yang benar benar sangat membantu.

            Lagipula saya lihat juga W3 total cachenya nggak fungsi, di bagian akhir source code website, setelah end body tag, nggak ada kata kata “cached by”. Menurut saya plugin W3TCnya nggak fungsi. Rugi pakai W3TC kalau fungsi cache nggak jalan. Mending pakai litespeed cache. Fungsi lain W3 TC menurut saya tidak banyak membantu mempercepat website.

            Saya melihat di penawaran beon, yang pakai cache 79 ribu per bulan, yang tidak pakai cache 29 ribu per bulan. 50 ribu per bulan menurut saya cukup signifikan untuk memilih plugin wordpress litespeed daripada W3TC kalau sudah kadung pilih paket yang pakai cache.

          • Saya tidak mengerti maksud Anda om 😀

            “mengapa yakin tidak perlu plugin litespeed untuk wordpress?”

            >> Karena Blog saya meski pakai LiteSpeed Web Server, tapi tidak pakai X-LiteSpeed Cache, melainkan pakai Beon Web Accelerator yang juga memiliki Fitur Caching.

            Maksudnya yang dicoba online tidak ada X-LiteSpeed Cache yang mana ya om ?, soalnya Trial WordPress Hosting di RumahWeb sudah saya Shutdown dan Test di Beon tanpa Web Accelerator juga saya Remove. Maksudnya Blog saya ini ?, jelas tidak ada X-LiteSpeed Cache, karena memang tidak pakai itu, dan itu alasan kenapa saya tidak pakai Plugins LiteSpeed Cache di WordPress saya.

            Mengenai W3 Total Cache yang menurut Anda tidak berfungsi hanya karena Tag Komentar “Cached by”, harap dimaklumi karena saya melakukan Minify sehingga jika Blog ini dilakukan View Source maka akan ancur-ancuran Kode-nya dan Tag-tag Komentar macam itu jelas dihapus. Ini salah satu fitur W3 Total Cache untuk merampingkan ukuran file HTML dengan menghilangkan Tag Komentar, Spasi, Line, dsb

            Baiklah kalau memang mau liat Tag itu, saya sudah Disable Minify dan saya Screenshoot yg dimaksud itu, saat ini saya Enable lagi Minify-nya.

            Berikut Screenshootnya:

            https://uploads.disquscdn.com/images/243af60046cbb45c92d26f39ac2681861ca52d2d0df33e00d94763303651589a.png

            Dan ini Bukti Nyata W3 Total Cache berfungsi saat Koneksi Internet Mobile Broadband saya Down, Website lain tidak bisa diakses sama sekali tapi Blog saya bisa karena Cached di Local Disc Komputer saya.

            https://uploads.disquscdn.com/images/5fbc10faf25d1f43570eb6b534ca8e6a648c6d09922b00cf34676d51875d589f.png

            Selain karena Caching, juga karena DNS Server Blog ini berada di Jakarta dan Surabaya (Indonesia Internet Exchange) sehingga Resolve DNS bisa diakukan, sepertinya ISP saya Down saat itu hanya International Bandwidth saja.

            Blog saya dihost di Server Indonesia, sehingga jika Koneksi ISP yang saya gunakan (bukan ISP Server, kalau ISP Server Uptime-nya Excellent :D) Down pada Koneksi International, maka saya masih bisa Akses Blog saya. Tidak cuma saya, bahkan Visitor lain yang berinternet di Komputer dan Gadget menggunakan ISP Indonesia akan tetap bisa mengakses Blog ini meski Koneksi sedang lambat khususnya Koneksi International.

            Nah di Screenshoot itu memang tidak secara Full Page, tapi saat saya Scroll Down, jelas terlihat Static Content terload sempurna, hanya Dynamic Content saya yg tidak, karena koneksi tidak bisa dilakukan. Akses pun sangat cepat sekali, padahal Internet sedang Down parah 😀

            Terus terang Om, saya gagal paham mengenai “Caching Dynamic Content” itu, terus terang memang bisa, tapi saya tidak mau, terserah jika Anda suka melakukan itu, tapi saya tidak, karena saya masih suka yang Dinamis itu tetap Uncached, saya tidak Speed Freak kok 😀

            Saat ini yang umum itu menggunakan CloudFlare Railgun untuk Caching Dynamic Asset.

            Mengenai Penawaran dari Beon yang Anda maksud itu sepertinya Paket General yah yg Unlimited ?, kalo itu, semuanya secara Default tidak ada yang pakai Web Accelerator (yg Anda sebut “Pakai Cache”), Web Accelerator di Semua Paket itu hanya bersifat Additional saja di semua Paket itu, jadi semua Paket disitu bisa pakai Web Accelerator, tapi jadi ada tambahan biaya.

            Saya tidak pakai itu om, tapi saya pakai WordPress Hosting dari Beon yang sudah Include Web Accelerator dan CDN.

            Nah Web Accelerator ini bukan sekedar Caching saja, tapi juga sudah Include Google PageSpeed Module yg bekerja Otomatis mengoptimasi Static Content, salah satunya Mengkompress Gambar.

            Saya hanya Client, bukan Marketing Beon, tidak ada Fanatisme terhadap Beon, karena Nothing is Perfect, saya Review apa adanya saja 😀

    • Salam om Aji, saya sudah melakukan Uji Coba lagi pada Managed WordPress Hosting dari RumahWeb terkait X-LiteSpeed Cache.

      Dan inilah Hasilnya:

      https://uploads.disquscdn.com/images/06155af37ff5ec2227c12e40c5c6e08521cdc027b1a38456ba7e44bf9135acbe.png

      • Entah kenapa Informasi Web Server justru Unknown, tapi saya pastikan WordPress Hosting dari RumahWeb memang menggunakan LiteSpeed Web Server.

    • Mengenai Beon Web Accelerator yang menunjukkan Status:

      beon-cache-status:BYPASS

      dan

      cache-control:max-age=0, no-cache

      Menurut pihak Technical Beon, itu maksudnya adalah tidak semua Asset pada Blog saya yang dilakukan Caching, namun hanya berfokus hanya pada Static Asset/Content saja seperti Gambar, JS, CSS, dsb

      Memang saya akui, untuk Content Static memang dilakukan Optimasi Google PageSpeed Integration dan Caching.

      Mekanismenya itu: LiteSpeed Web Server (Main Server) > Nginx Web Server (Web Accelerator).

      Kira-kira sama seperti ketika kita menggunakan Proxy pada Komputer kita.


Facebook Comments

Comments



SSL Verified