Soalnya akhir-akhir ini saya lagi Hunting Web Hosting untuk Blog saya ini dan melakukan Perbaikan Error dan Optimasi, Alhamdulillah sudah lebih baik, dan semakin baik lagi (Progress). Mengenai itu akan relevan dibahas di Artikel bertema IT.
Maklum, Blog ini dibangun secara Mandiri menggunakan WordPress.org Self Hosted. Jadi, terkadang saya terlalu Asik dalam peran saya sebagai Webmaster daripada sebagai Blogger. Tau bedanya kan ?
Mohon maaf jika sebelumnya ada kendala dalam mengakses Blog saya ini 🙂
Oke, selama ini, kita diedukasi bahwa Busi Iridium itu ya Umurnya bisa 100.000 KM, ya kan ?
Bahkan dari pihak yang mengatasnamakan Denso di Indonesia 😀
Dan tentu saja Viral melalui Blog Otomotif, ya tentu saja, masa melalui Blog Resep Masakan 😀
Silahkan sobat cari di Google mengenai Busi Iridium, pasti banyak sekali Pro dan Kontra mengenai Busi Iridium ini, dari mulai ada yang mengatakan Busi Standard itu lebih baik dari Iridium karena menurutnya Busi Standard itu Tembaga, benarkah ?
Sampai ada yang kecewa dengan Busi Iridium yang menurutnya cepat Tewas 😀
Meskipun diketahui bahwa penyebab Tewas adalah karena Settingan AFR (Air-fuel Ratio) yang terlalu Rich, khususnya pada Motor yang masih menggunakan Sistem Analog yakni Karburator.
Itu berkembang menjadi Mitos bahwa Busi Iridium adalah Busi Dingin, padahal yang menjadi rujukan adalah Denso Iridium yang hanya tersedia dalam Desain Non-Projected Insulator, sedangkan Pendapat itu muncul dari Penyemplak Motor Honda yang OEM-nya menggunakan Projected Insulator. Tentu saja perbedaan Desain Insulator ini ini, yakni Non-Projected Insulator menyebabkan terjadinya Dry Carbon Fouled karena kemampuan Self Cleaning Ability yang tidak seoptimal Projected Insulator, apalagi jika Settingan AFR tidak disesuaikan. Makanya muncul anggapan bahwa Busi Non-Projected Insulator adalah Busi Dingin, bahkan dianggap Busi Racing, karena harus sering dipacu kecepatan tinggi agar Ujung Busi tersebut Bersih, sekalian aja Italian Tune Up tiap kali bawa Motor 😀
Apa lagi itu Projected dan Non-Proejcted ?, Wah jadi Ide Artikel selanjutnya nih bro 😀
Ada juga yang mengatakan bahwa Busi Iridium itu tidak cocok untuk pengguna Bensin Premium.
Tapi yang paling menarik adalah konon katanya Busi Iridium itu pokoknya masa pakainya 100.000 KM !
Lucunya (campur Kaget), ketika saya membuka Website Utama Global Denso disini. Saya menemukan Fakta mencengangkan !
Ternyata, Masa Pakai Optimal Busi Denso Iridium Power Hanya 15.000 – 20.000 KM Saja !
Sobat bisa buktikan langsung disini.
Agar Artikel ini lebih jelas, akan saya jelaskan di Artikel ini.
Penjelasan Lebih Lengkap
Di halaman F.A.Q (Frequently Asked Question) pada Pertanyaan Ke-6, ditanyakan mengenai:
Apa perbedaan antara Iridium Power dan Busi Rridium yang ditawarkan sebagai bagian dari OEM oleh produsen mobil ?
Lalu dijawablah oleh pihak Denso yakni:
Mereka menggunakan Iridium dengan kualitas yang sama di ujungnya, namun tujuan dan spesifikasi busi berbeda
Lalu pihak Denso memberikan sebuah Tabel Komparasi/Perbandingan dibawah ini:
Sebelah ⇐ Kiri adalah Denso Iridium Power yang beredar di pasaran sebagai Aftermarket Part, dan sebelah Kanan ⇒ adalah Denso Iridium “Bukan Power” yang dikhususkan untuk OEM (Original Equipment Manufacturer) atau biasa kita sebut “Busi Standard”. Tentu yang dimaksud adalah Busi Standard Mobil. Dan OEM disini maksudnya adalah Permintaan Spesifikasi Spesial kepada Denso.
Apa yang Spesial ?
Setidaknya ada Dua hal yang menjadi Syarat OEM Mobil, yakni:
- Menggunakan Diameter Center Electrode minimal 0,7 mm.
- Menggunakan Platinum Tip di Ground/Side Electrode.
Busi seperti itu pada OEM Motor bisa sobat temukan pada Busi OEM CBR250 yakni NGK SIMR8A9 yang merupakan Busi OEM yang benar-benar OEM, tidak seperti yang digunakan oleh Yamaha yang masih menggunakan NGK Aftermarket yakni NGK Seri Iridium IX. NGK memang sangat banyak menyediakan Varian Desain Busi, sehingga bahkan tidak perlu memesan Khusus pun sebenarnya bisa saja menggunakan Produk Aftermarket NGK sebagai Pengganti (Corss Reference) dari Busi Standard. Misalnya NGK CPR7EA-9 maka Aftermarket Iridiumnya adalah NGK CPR7EAIX-9 yang artinya itu adalah NGK Iridium IX, kalau Platinum G-Power, bedanya cuma IX diganti jadi GP.
NGK SIMR8A-9 itu sendiri sebenarnya secara Global dikenal dengan NGK Iridium Max.
Atau di Indonesia Brand-nya adalah NGK Laser Iridium 😀
Aneh bukan ?, Busi Iridium ya dilas (Welding) menggunakan Laser semua !
Ini nanti menjadi salah kaprah lagi dikira Laser Iridium itu adalah Busi Laser 😀
Aspek Nomor 2 sebuah Busi Iridium yang OEM Approved ada pada NGK SIMR8A-9 atau NGK Iridium Max atau Laser Iridium tersebut.
Bedanya, Diameter Center Electrode tetap 0,6 mm seperti Iridium IX.
Lalu berapa Rekomendasi Masa Pakai Optimalnya ?
Karena Center Electrode yang hanya 0,6 mm, itu sudah bisa menurunkan Batas Rekomendasi Pemakaian Optimal (Service Life) dari 100.000 KM, menjadi hanya 60.000 KM saja !
Sedangkan NGK Iridium IX yang tidak menggunakan Platinum Tip di Ground Electrode, direkomendasikan Pemakaian Optimal hanya 40.000 KM saja !
Busi Platinum 30.000 KM, Busi Nickel 15.000 KM.
Apa jadinya dengan Denso Iridium yang menggunakan Diameter Center Electrode tekecil di Dunia yakni 0,4 mm ?
Jadinya ya Service Life hanya 15.000 KM !
Apakah Service Life Itu ?
Kalau ngomongin Service Life, maka jangan berharap lebih 😀
Karena Service Life atau yang umum di Indonesia disebut “Batas Service” itu adalah Batas Optimal menurut R&D (Research and Development) pihak produsen terhadap Masa Pakai yang Optimal pada Part bersangkutan.
Faktanya memang praktek real-nya Busi Nickel Standard yang Service Life-nya hanya 8000 – 15.000 KM saja itu bisa bertahan lama hingga lebih dari 3 Tahun dengan Mileage tentu saja lebih dari 15.000 KM.
Tapi, Testimonial tersebut datang dari Very End User yang taunya hanya pakai Motor saja, itu juga tidak bisa divalidasi apakah Klaim tersebut benar adanya dan seperti apa Performa Motornya ketika digunakan 😀
Jadi, dalam hal ini Busi, Service Life itu bukan berarti Umur Busi sampai Busi tersebut Tewas, melainkan adalah Batas Jarak dimana Busi tersebut mengalami Penurunan Performa yang cukup Signifikan jika dibandingkan dengan Kondisi Awalnya saat masih baru.
Bagi Negara Maju seperti Amerika, ini sangat Vital sekali, karena Konsen mereka adalah Fuel Efficiency dan Environment Friendly. Ironsnya, yang paling banyak berkontribusi menghancurkan Dunia kan ya dia-dia juga, sama seperti Kesan Penyayang Binatang yang Luar Biasa, tapi disatu sisi banyak Manusia yang dibantai melalui Bantuan Militer kepada Negara Penjajah 😀
Ya, sedikit saja Busi mengalami penurunan Kualitas, akan berdampak pada Fuel Efficiency, dampaknya memang kecil sekali, bagi Indonesia yang suka sekali buang-buang Bensin baik untuk Membersihkan Spare Part maupun saat isi Bensin di SPBU ini, itu tidak masalah, masih lebih penting Harga Spare Part, dalam hal ini Busi. Tapi di Negara Maju seperti Amerika dan Eropa, satu Tetes Bensin saja terbuang percuma, mereka sudah mikir Akumulasi dikalikan berapa Jumlah Motor/Mobil di Negaranya bahkan Dunia.
Itu Bensin loh, bagaiamana Limbah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya) yakni Oli Bekas Motor di Indonesia yang 1500 – 2000 KM saja sudah dibuang dengan Volume 800 mL sampai 1000 mL (1 Liter), ya potong potensi Penguapan Oli saat Pemakaian lah, mengingat Oli “Khusus Motor” atau MCO (Motorcycle Oil) itu memang rata-rata Low Quality. Ini Fakta !
Maka dari itu Service Life ini umumnya berlaku Global, agar Dampaknya juga Global, seperti Standard EURO yang digunakan bahkan oleh Indonesia.
Apakah Denso Iridium Power Bisa Digunakan Sejauh 100.000 KM ?
Bisa, dan itu artinya bukan lagi Optimal Condition, bahkan ada orang yang menggunakan sampai Iridium Tip Center Electrode-nya rontok, habis semua, tersisa hanya Nickel Center Electrode tempat tumpuan Iridium Alloy Tip itu diletakkan dan disatukan menggunakan Laser Welding. Tentu saja diganti karena Mesin-nya Mogok 😀
Pada dasarnya, apa pun itu, yang namanya melewati Batas Service adalah bisa-bisa saja. Tapi tentu ada beberapa aspek lain yang dikorbankan, bahkan tidak cuma Fuel Efficiency saja. Dan tentu jangan sampai kebabalasan, karena pada beberapa Kasus tertentu ada Part yang kalo rusak itu ngajak-ngajak Part lain ikutan rusak.
Menurut saya, Ban Motor saya yang kempes 5 – 10 psi saja dari Standard, sudah berkontribusi menyebabkan Bensin Boros. Saya bela-belain beli Tire Pressure Gauge untuk memastikan Tekanan Angin Ban sesuai Standard 😀
Artikel ini memang ditulis oleh salah satu Anggota Group Otomotif paling Environment Friendly di Indonesia ini yakni LDIC (Long Drain Interval Community) di Facebook, maka jika sobat LDIC membaca ini, pasti paham maksud saya mengenai pentingnya hal ini.
Kesimpulan
Sebenarnya, masa pakai optimum atau Service Life Busi Denso Iridium Power yang memiliki Diameter Center Electrode terkecil di Dunia yakni 0,4 mm itu hanyalah 15.000 KM sampai 20.000 KM saja.
Karena Denso Iridium Power memang ditargetkan sebagai Performance Iridium Spark Plugs, tak heran jika di Indonesia sering dijuluki “Busi Racing”, meski Denso Iridium sebenarnya ada Spesialisasi Khusus untuk itu yakni Denso Iridium Racing yang berbeda di banyak aspek dari Iridium Power.
Ya, sebut saja Denso Iridium Power itu adalah Busi Steet/Daily Use Racing, alias KOHAR (Korek Harian) 😀
Soalnya kalau pakai Busi Denso Iridium Power, dipastikan tidak sampai 15.000 KM juga sudah Tweas karena Dry Carbon Fouling, ya karena Heat Range paling panas-nya saja adalah yang paling dingin melebihi Heat Range paling dingin untuk ukuran Busi OEM Motor Harian 😀
Perbedaan Service Life, ini erat kaitannya dengan Ukuran Diameter Center Electrode-nya, khususnya pada bagian Iridium Alloy Tip-nya.
Semakin Kecil, maka semakin pendek usia pakainya, semakin besar, maka semakin panjang umur, tapi tentu saja lebih mahal karena Iridium merupakan Logam Mulia (Preciouse Metal).
Nah ini tentu menjadikan kita Penasaran, kenapa Busi Iridium dari Merk yang tidak Terkenal yang umumnya memeiliki Ukuran Diameter Center Electrode yang tergolong Besar, kok bisa Murah ya Harganya ?, Hahahaha 😀
Semoga lebih bijak dalam penggunaan Resource, dan jangan memiliki Ekspektasi yang terlalu tinggi, nanti kecewa 😀